Senin, 19 Januari 2015

Ketidakpastian yang Pasti


Dalam hidup ada yang datang dan ada pula yang pergi. Seseorang yang saat ini begitu dekat bisa jadi terasa begitu asing pada kemudian hari. Seseorang yang amat dibenci saat ini bisa jadi terasa begitu penting di kemudian hari. Tak ada yang abadi. Tak ada yang pasti.

Datang dan pergi. Sesuatu hal yang biasa terjadi. Kadang tanpa disadari kedatangan dan kepergian seseorang  berlalu begitu saja, kadang justeru terasa berat dijalani. Semua bergantung dari seberapa besar seseorang itu menempati ruang dalam hati. Bisa jadi saat datang seseorang menempati ruang cukup besar tapi kemudian menyempit hingga saat orang itu pergi tak banyak meninggalkan bekas. Bisa jadi terbalik, seseorang datang hanya seperti tamu yang singgah kemudian menginap dan akhirnya menempati ruang besar sehingga saat pergi orang itu juga meninggalkan bekas yang dalam, ruang yang kosong dalam hati. Sekali lagi. Tak ada yang abadi. Tak ada yang pasti.

Benarkah tak ada yang abadi? Tak ada yang pasti?

Ya, kecuali sang Pencipta, pemilik semesta.

Manusia?

Jelas tak abadi. Soal kepastian, hati manusia itu senantiasa berubah-ubah, rumit, bahkan kita saja kadang tak paham apa yang kita rasa, apa yang kita mau, apa yang kita butuhkan. Sama sekali tidak pasti. Ya. Apalah kita yang bahkan tak sadar tiap harinya menua, sedikit demi sedikit berubah. Hingga orang-orang yang dulunya pernah ada dalam hidup kita, mereka yang sudah lama pergi, datang kembali. Boleh jadi, mereka hanya datang untuk sekadar menyapa kita, masa lalunya, atau mereka memang akan kembali menjadi bagian hidup kita. Orang-orang itu mungkin akan menemukan kita yang berbeda dari saat dulu mereka mengenal kita, mengatakan bahwa kita berubah. Tapi rasanya kita ingin membantah itu dan balik berkata bahwa merekalah yang berubah, begitu asing dimata kita.

Tampaknya kita lupa, waktu tak pernah berhenti.
Daun yang hijau pun akan menguning, bunga yang kuncup akan mekar, matahari yang terbit pun akan terbenam.

Semua ada waktunya, ada masanya.

Kedatangan dan kepergian orang-orang dalam hidup kita adalah perubahan yang dijanjikan waktu.
Perbedaan yang ada, disadari atau tidak, justeru mengindahkan kehidupan.
Pelangi saja tampak menakjubkan dari ketujuh warnanya yang berbeda, sementara ulat tampak mempesona setelah berubah menjadi kupu-kupu.

Tetap tidak terima dengan perbedaan dan perubahan?

Silahkan saja buat dunia jadi seragam.

Silahkan saja hentikan waktu.