Jumat, 16 Mei 2014

Hai, Malam.

"Selamat malam." Kata ini kupersembahkan khusus untuk sejumput rindu naif nan egois yang - entah bagaimana caranya - muncul di sudut hati.

Tak banyak yang dapat kujelaskan. Jika kau memang pernah membaca tulisanku sebelum ini - tentunya di blog minimalis (lebih bisa dikatakan asal-asalan) - tentang bagaimana bodohnya aku yang tersangkut dalam untaian rumit, kusut, bahkan mungkin beberapa menyimpul atau mengeriting. Untaian perpaduan antara rasa, logika, juga kilasan-kilasan ingatan tentangnya. Membingungkan. Menyedihkan. Mengantarku kembali pada jalan buntu. 

Aku yang terduduk menatap laptopku mulai merasa bosan dan mataku menyusuri ruangan tempatku biasa tidur ini. Seperti menelanjangi seluruh ruangan memperhatikan apapun - semut atau cicak - yang terlihat bergerak agar aku bisa menyibukkan pikiranku. Mengenyahkan rasa rindu naif nan egois ini, menghempaskan kehampaan yang ditumbilkan dari senyapnya malam. Sayangnya, satu-satunya benda yang terlihat beraktivitas di tengah malam begini hanya jam weker kecil yang berdiri angkuh di samping tempat tidurku. Jarum jam terus bergerak memutar, bersuara 'tik-tok-tik-tok', membosankan. Aku heran, bagaimana mungkin bahkan nyamuk tak menunjukkan 'taringnya' - kusebut taring karena hanya kata itu yang terpikir olehku jika mengingat tentang benda penghisap darah, terdengar seperti korban film-film fiksi ha? aku tak peduli dan jika kau peduli, itu bukan urusanku - di kamarku ini. Apakah aku bahkan terlampau tidak menarik bagi nyamuk? 
Aku melantur. Atau mungkin juga tidak. Mungkin ini caraku agar otak ini terus bekerja, bukan hanya mengulang-ulang peristiwa-peristiwa kecil - manis ataupun pahit - saat aku dan dia masih menjadi kita. 

Muak juga membiarkan otakku bekerja pada hal-hal yang sebenarnya tidak perlu kupikirkan, seperti nyamuk dan taringnya tadi, bunyi gelembung dispenser yang mengagetkan tengah malam, atau semut yang menyusup masuk melalui celah di bawah pintu kamarku namun kemudian pergi lagi. 
Tidak penting. Tak ada yang penting. 

Yah walaupun begitu sepertinya ini cukup berhasil membuatku mengantuk dan bersiap tidur menjemput mimpi indah dan menghilangkan dia yang meresahkan hati dan pikiranku untuk beberapa saat.

Terima kasih jam weker, nyamuk, dan semut. Kini aku bisa memejamkan mata dengan ikhlas.

Selamat malam untuk diriku sendiri.