Sabtu, 07 Februari 2015

Urusan Hati

Rindu yang dirasakannya menggelayut manja pada pengharapan tak bergaransi.
Pengharapan yang sewaktu-waktu bisa jadi hancur seketika....
atau justeru semakin menggembung, melambung tinggi....

Rindu yang dialamatkan pada Seseorang yang bahkan mungkin tak pernah tahu ada yang mengirimkannya sesuatu.
Seseorang, yang terlampau sibuk dengan dunianya yang hebat itu.
Seseorang yang terlena dengan megah dan sempurnanya dirinya. Baginya.
Kehebatan cinta akan dunianya yang begitu istimewa, yang sanggup membungkamnya dengan sempurna. Cinta hebatnya yang menutupi semua pandangannya terhadap orang yang sedang menyandarkan harapan kepada dirinya.
Harapan yang sudah lama menanti dalam bisu.

Meski dirinya dilewatkan, meski rindu yang dirasakannya sendiri begitu menyiksa, meski puing-puing harga dirinya luruh seiring berjalannya waktu......
Dia masih saja merindu
Masih saja memelihara pengharapan

Mungkin saja dia memang menikmatinya.
Hingga pada titik bahagia dan terluka hanya setebal benang saja.

Apakah itu....

Cinta apa adanya?

Dia menggeleng.
Bukan.
Dia rasa itu tidak benar.
Dia justeru berpikir bahwa dia sangat bodoh
Bodoh sekali.

Beberapa menit dia merenung,
kemudian tersenyum penuh arti.

Oh. Hey.
Dia lupa, urusan hati memang seharusnya dirasa, bukan dipikir.
Ya.
Dirasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar