Sabtu, 06 Desember 2014

Kuliah, Mahasiswa Baru, dan Nenek Sihir


Aku berjalan dengan malas. Kupaksakan kakiku terus bergerak maju menuju tempat pertemuan bagi mahasiswa baru dan juga senior – mahasiswa kolot ups mahasiswa lama maksudku – lebih tepatnya, di depan gedung fakultas bahasa di universitas angkasa. Aku memang menjadi bagian dari mahasiswa baru itu dan aku malas karena pastinya aku akan membawa pulang serentetan tugas mustahil nan ajaib dari para senior, apalagi kalau bukan tugas untuk masa orientasi kampus. Menyebalkan, bukan?
Aku sudah hampir sampai di tempat pertemuan itu dan aku dapat melihat segerombolan mahasiswa-mahasiswa baru berdiri di taman depan gedung fakultas bahasa dengan gaya yang beragam. Mulai dari yang sangat alim dan terlihat manis hingga yang terlalu ingin dibilang modis dan terkesan berlebihan. Semuanya ada, lengkap. Dari tempatku berdisi saat ini, aku juga bisa melihat puluhan senior memakai jas almamater kebanggaannya sedang berkumpul di kursi-kursi depan pintu gedung. Ada yang sibuk mencatat, membaca, dan juga terlihat serius berdiskusi dengan temannya, ada juga yang asik memperhatikan tingkah mahasiswa baru sambil sesekali berbisik dan menertawakan sesuatu dengan teman-temannya. Semuanya ada, lengkap. Akhirnya kupasrahkan juga diriku berjalan lagi dan memasuki gerombolan mahasiswa baru dengan beragam gaya itu. Semalam aku sudah melakukan senam wajah untuk merileksasikan otot-otot wajah jutek ini agar terlihat lebih jinak. Sesampainya di depan gerombolan mahasiswa baru, aku membuat senyuman selebar yang bisa bibirku buat.
“Hai….” Sapaku singkat dengan nada lembut dan tenang agar mendukung wajah manis yang sedari tadi kupasang walau sebenarnya aku berdoa agar senam wajah semalam berhasil membuat wajahku terlihat lebih ramah dan bukannya malah menjadi seperti nenek sihir yang memaksakan diri terenyum. Ya beginilah sulitnya memiliki wajah yang terlihat elegan atau lebih tepatnya jutek dan garang. Oke, kembali ke kenyataan. Sepertinya strategiku cukup berhasil atau mungkin juga tidak karena ada beberapa yang membalas sapaanku dengan tulus dan membalas senyuman ala bidadariku dan ada pula yang menatapku heran, mungkin dia berpikir nenek sihir dari antah barantah mana ini. ya mungkin saja…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar